Dalam proses penyusunan penilaian karyawan, banyak perusahaan mendapati bahwa penilaian karyawan yang dilakukan tidak dapat secara maksmial mendukung produktiftas bahkan secara profit juga tidak mendukung. Untuk dapat lebih memaksimalkan penilaian perusahaan, perusahaan dapat lebih strategis yang terkait dengan status kebutuhan da ketetapan produktifitas.
Prinsip pendekatan ISO 9001:2015 dapat dipergunakan oleh perusahaan sebagai panduan untuk menetapakan penilaian kinerja perusahaan. Tidak sedikit perusahaan yang telah memiliki sertifikasi ISO 9001:2015 namun tidak memahami bagaimana mengaplikasikan pengukuran kinerja perusahaan melalui program ISO 9001:2015. Berikut ini adalah beberapa tahapan yang perusahaan dapat jalankan terkait dengan penerapan ISO 9001:2015.
Berikut adalah tahapan dalam penyusunan sistem manajemen kinerja yang dimaksud
(1) Mengidentifikasi Parameter Kebutuhan Dalam Penilaian
Proses identifikasi dilakukan dengan melakukan proses evaluasi atas issue internal dan eksternal, baik yang positif dan negatif yang menjadi bagian penting dalam memastikan proses penilaian dilakukan. Berdasarkan pada analisis yang ditemukan terkait dengan issue positif dan negatif yang dimaksud maka perusahaan dapat menetapkan strategi yang akan dijalankan. Penjabaran atas strategi tersebut yang kemudian dapat dipastikan menjadi parameter dalam proses penetapan kinerja karyawan.
(2) Menganalisis Resiko dan Peluang Perusahaan
Bagaimana perusahaan dapat mengidentifikasi setiap resiko dan peluang yang ada secara efektif. Identifikasi terkait atas resiko dan peluang menjadi bagian penting yang dapat dijadikan evaluasi terkait dengan bagaimana potensi atas hal positif dan negatif dapat muncul dalam perusahaan. Berbeda dengan point (1), dimana status atas hal yang negatif dan positif muncul dalam perusahaan dan mengakibatkan adanya penetapan status resiko atas ketidaksesuaian maupun peluang bisnis. Dari posisi ini, perusahaan dapat mengoptimalkan tindakan mitigasi atas resiko yang muncul serta meningkatkan peluang yang muncul dalam perusahaan.
(3) Melakukan Analisis Business Process dengan Tepat
Setelah parameter ditetapkan, perusahaan menetapkan ukuran parameter dari point kinerja yang dimaksud. Ukuran parameter yang ditetapkan adalah berdasarkan pada input dan output proses yang efektif. Dalam beberapa kondisi hasil pengukuran yang telah dilakukan. Analisis business process ini dipergunakan untuk dapat memastikan aspek SLA (Service Level Agreement) yang ditetapkan oleh perusahaan.
(4) Penerapan Aspek Continuous Improvement
Pertimbangan yang dipergunakan pada Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 adalah dengan melakukan prinsip continous improvement. Penerapan yang terkait dengan continous improvement ini melihat pada data yang sebelumnya atau kinerja sebelumnya untuk menjadi bagian penting dalam proses penetapan ukuran target. Ukuran target dan penetapan parameter dijalankan berdasarkan pencapaian pada tahapan proses sebelumnya. Sehingga kriteria target harus melebihi pencapaian dari proses sebelumnya.
(5) Evaluasi Kinerja Organisasi
Status pengukuran yang dijalankan pada kinerja organisasi dipastikan berjalan sesuai dengan target yang diharapkan. Namun, apabila target tidak tercapai, perusahaan harus melakukan evaluasi atas status pencapaian dari target yang dimaksud. Melakukan proses analisis penyebab ketidaksesuaian serta bagaimana tindakan perbaikan dijalankan. Prinsip yang harus dipastikan bahwa target harus dipastikan berjalan dengan tepat dan efektif.
Untuk dapat mengakomodasi sistem kinerja yang tepat, perusahaan dapat mengkombinasikan prinsip pengelolaan manajemen SDM dengan penerapan persyaratan yang ditetapkan dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat meningkatkan kinerja SDM dalam perusahaan secara tepat dan efektif. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Komentar
Posting Komentar