Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Penyusunan Sistem Penggajian Pada Perusahaan

Dalam kondisi saat ini, banyak perusahaan mengalami kesulitan terkait dengan bagaimana mengelola sistem penggajian dalam perusahaan.  Mengingat bahwa UMR/ UMP akan selalu naik setiap tahunnya, maka tantangan bagi perusahaan adalah bagaimana menyusun sistem penggajian yang strategis dalam perusahaan. Penetapan atas klasifikasi terhadap sistem penggajian harus melalui proses desain berdasarkan atas asas produktifitas dan pengembangan sistem yang tepat.  Bagaimana perusahaan harus dapat menyelaraskan antara strategi efisiensi serta produktifitas secara tepat, hal tersebut menjadi tantangan bagi seluruh perusahaan.  Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk sistem penggajian di dalam Perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Meningkatkan Loyalitas Karyawan

Seluruh perusahaan tentu berharap memiliki karyawan yang loyal.  Banyak perusahaan mengalami permasalahan dengan investasi SDM. Dimana investasi SDM yang dijalankan dengan biaya yang tinggi, akhirnya menjadi terbuang percuma karena karyawan yang bersangkutan memutuskan tidak meneruskan bekerja di perusahaan. Selain Sumber Daya Manusia, kebutuhan atas loyalitas juga menjadi suatu investasi Lalu bagaimana perusahaan melakukan proses peningkatan atas loyalitas karyawan terhadap perusahaan? Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan loyalitas. (1) Mengembangkan Budaya Perusahaan yang Positif Mengedepankan aspek profesional dalam perusahaan, dimana pengelolaan atas perusahaan tidak dijalankan secara subyektif dan manajemen konflik yang destruktif. Sisi menarik dari budaya perusahaan tersebut adalah untuk memastikan bahwa adanya persepsi atas nilai positif yang sama dalam perusahaan.  Pengelolaan atas budaya perusahaan ditetapkan tertulis

Kegagalan Proses Rekruitmen

Proses seleksi atas karyawan untuk penempatan dalam perusahaan adalah hal yang membutuhkan metode pendekatan yang tepat. Dalam beberapa kondisi proses rekruitmen yang dilakukan oleh perusahaan mengalami kegagalan. Adapun kegagalan yang muncul itu sendiri dapat disebabkan oleh beberapa faktor/ perihal. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan gagalnya proses rekruitmen dilakukan. (1) Sourcing Pelamar Proses pencarian pelamar dengan cara yang terbatas dan kurang menarik banyak pelamar dapat menyebabkan proses rekruitmen terhambat cukup besar.  Jumlah pelamar yang terbatas, membuat proses seleksi mengalami kesulitan, namun dengan kondisi jumlah pelamar dengan jumlah banyak pun perusahaan mengalami kesulitan dalam melakukan proses seleksi atas calon karyawan.  Bagaimana pun juga, proses dengan jumlah pelamar banyak membutuhkan waktu untuk melakukan proses penyortiran. (2) Kegagalan Mengidentifikasi Kompetensi Sebelum melakukan proses rekruitmen, perusahaan melakukan pr

Pengembangan Dasar-Dasar Kepemimpinan dalam Organisasi

Dalam perusahaan, adalah menjadi hal yang penting untuk memastikan organisasi memiliki karakteristik kepemimpinan dalam organisasi. Pengembangan atas dasar-dasar organisasi dilakukan dengan memastikan bahwa perusahaan memiliki kapasitas untuk dapat mengelolaan fungsi kepemimpinan dalam seluruh level perusahaan. Lalu bagaimana proses pengembangan atas dasar-dasar kepemimpinan dijalankan dalam organisasi/ perusahaan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh organisasi untuk dapat mengembangkan program dasar-dasar kepemimpinan dalam organisasi. (1) Pengembangan Program Pelatihan Kegiatan atas program pelatihan dilakukan berdasarkan pada strata klasifikasi terkait dengan program pelatihan tersebut. Penetapan klasifikasi dilakukan berdasarkan pada tingkatan/ level kekuatan atas kapasitas kepimpinan tersebut. (2) Pengembangan Program Coaching Kelompok dari kelas kepemimpinan tersebut kemudian dievaluasi dalam periode tertentu serta dijalankan proses pendampingan dalam

Sertifikat Kompetensi sebagai Jawaban Atas Tantangan Persaingan Ketenagakerjaan

Menghadapi tantangan atas MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), negara dan perusahaan dapat melakukan proses pengelolaan terkait dengan sistem proteksi atas ketengakerjaan.  Saat ini, permasalahan ketenagakerjaan menjadi perihal yang memiliki dua sisi yang kontradiktif, antara biaya dengan kompetensi. Realistisnya, kondisi dimana kompensasi dalam nilai yang tinggi tentu dibarengi dengan status kompetensi yang tinggi.  Namun realisasi atas tantangan tersebut masih perlu dievaluasi lebih lanjut. Salah satu cara untuk melindungi kepentingan antara tenaga kerja, pemerintah dan perusahaan adalah mengembangkan sistem sertifikasi kompetensi. Penting untuk memastikan bahwa  kompetensi teridentifikasi dalam suatu sistem uji yang memiliki status reliabilitas yang tepat. Dimana di dalamnya tenaga kerja menjalani serangkai uji kompetensi yang kemudian apabila lulus maka tenaga kerja yang dimaksudkan tersebut mendapatkan sertifikat atas uji kompetensi tersebut. Setiap perusahaan ketika melakukan pros

Menyusun Sistem Rekruitmen On Line

Banyak perusahaan melihat bahwa biaya rekruitmen adalah tidak murah. Dalam beberapa hal, perusahaan menghabiskan cukup banyak waktu untuk melakukan proses kontak dengan personel yang akan diseleksi.  Dan terkadang dengan waktu tersebut, perusahaan gagal mendapatkan karyawan.  Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi, perusahaan dapat mengembangkan sistem seleksi karyawan melalui kegiatan rekruitmen on line. Lalu apa itu rekruitmen on-line? Google Inc, salah satunya, menggunakan sistem rekruitmen on-line untuk dapat menjaring personel dari seluruh dunia untuk dapat bergabung dalam perusahaan.  Bagaimana program dijalankan. (1) Menggunakan Portal Perusahaan Beberapa perusahaan besar, melakukan proses pembuatan portal perusahaan sebagai bentuk feature yang dapat dipilih oleh pengunjung. Pengunjung dapat melampirkan CV (Riawayat Hidup) apabila termuat lowongan dalam feature website tersebut. (2) Menggunakan On- Line Assessment Untuk Indonesia, sistem On-Line Assessment adalah

Menyusun Kode Etik Karyawan dalam Perusahaan

Dalam pelaksanaan proses perusahaan, adanya kode etik adalah salah satu cara pencegahan adanya sistem fraud dalam perusahaan. Kebutuhan adanya kode etik lebih didasarkan pada kebutuhan internal perusahaan untuk memastikan adanya strategi yang terkait dengan tata kelola internal dan eksternal mengenai sistem normatif kewajaran prilaku karyawan.  Beberapa perusahaan menetapkan kode etik tersebut sebagai proses pengendalian atas aspek kecenderungan atas penyimpangan yang bersifat normatif namun belum terbukti adalah suatu pelanggaran peraturan ataupun tindakan kriminal. Kecenderungan ini ditetapkan sebagai bentuk untuk pencegahan. Adapun tahapan dari kegiatan penyusunan kode etik tersebut adalah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi Potensi dan Batasan Normatif Perusahaan mengidentifikasi budaya dan konsep normatif dari suatu prilaku organisasi yang memiliki kecenderungan untuk menimbulkan suatu tindakan pelanggaran.  Potensi misalnya adanya hubungan keluarga

Memastikan Ketepatan Analisis Jabatan

Dalam proses melakukan proses analisis jabatan, banyak hal yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan. Apapun metode yang dipergunakan, baik dengan metode Hay ataupun dengan metode analisis jabatan 360 derajat dapat dipergunakan oleh perusahaan dalam menjalankan program analisis jabatan. Namun, banyak perusahaan yang gagal dalam melakukan proses analisis jabatan yang akurat. Berikut adalah metode dan tata cara yang dapat dilakukan perusahaan terkait dengan proses untuk meminimalkan kesalahan dalam proses analisis jabatan. (1) Menetapkan indikator parameter evaluasi Penetapan kriteria yang dipergunakan  sebagai parameter dalam proses analisis adalah penting. Beberapa teori seperti Hay menetapkan parameter Know How, Problem Solving dan Accountability atau beberapa teori mendekatkan pada faktor resiko dan kompetensi.  Perusahaan harus memastikan parameter evaluasi tersebut selanjutnya ditetapkan dalam kuesioner yang tepat. (2) Memastikan langkah kerja yang sistematis Metode pembob

Kompetensi Sebagai Strategi Perubahan Manajemen SDM

Beberapa perusahaan melihat Sumber Daya Manusia adalah sumber daya sekaligus asset strategis dan penting.  Namun mengupayakan agar SDM tersebut menjadi asset adalah suatu tantangan bagi setiap perusahaan untuk dapat melakukan proses pengelolaan atas asset tersebut. Apakah sulit untuk melakukan perubahan atas SDM yang dimiliki oleh perusahaan? (1) Penetapan Kompetensi  Perusahaan sebelum melakukan proses perubahan atas Sumber Daya Manusia, perusahaan menetapkan nilai atau kompetensi apa yang akan dikembangkan dari sumber daya manusia tersebut. Penetapan kompetensi adalah hal penting dan strategis dalam organisasi.  Dimana seluruh elemen dalam organisasi tersebut menetapkan satu nilai atas kompetensi yang menjadi kesepakatan dari seluruh organisasi tersebut. (2) Penetapan Sistem Pengembangan Sumber Daya Manusia Perusahaan menetapkan suatu bagian pengembangan sumber daya untuk memastikan bahwa seluruh karyawan dapat mencapai nilai kompetensi sesuai dengan persyaratan yang dibut