Langsung ke konten utama

Manajemen Kinerja Berbasiskan Resiko

Dalam penerapan strategi manajemen kinerja yang tepat, proses penyusunan atas indikator target kinerja ditetapkan berdasarkan pada target yang terukur dan sesuai dengan penetapan kebijakan yang dipersyaratkan oleh perusahaan.
Ada pentingnya bagi perusahaan mengembangkan pendekatan penyusunan manajemen kinerja berdasarkan pada konsep pengelolaan resiko.  Penyusunan atas konsep manajemen kinerja ini disusun berdasarkan pada strategi meminimalkan resiko.  Berikut adalah langkah proses yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan proses penyusunan KPI berbasiskan pada manajemen resiko.
(1) Penyusunan Business Process
Langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan memetakan peta proses dari operasional perusahaan. Pastikan seluruh input dan output proses teranalisis secara tepat.
(2) Mengidentifikasi Tingkatan Resiko
Lakukan proses identifikasi terkait dengan analisis resiko dari setiap tahapan proses yang ada. Pastikan perusahaan menetapkan suatu kriteria atas penilaian resiko.  Seluruh resiko yang disusun tersebut kemudian diposisikan dalam suatu kelompok rating tertentu.  Tahapan proses dengan tingkat resiko yang signifikan masuk ke dalam sistem pengelolaan resiko yang ketat dan terkendali.
(3) Menetapkan Target/ Sasaran
Resiko yang akan dikendalikan tersebut mencapai tujuan dari proses pengelolaan operasional per unit kerja. Untuk kemudian dilakukan proses pengendalian atas target yang telah ditetapkan tersebut.
Proses penetapan yang terkait dengan sasaran atas kinerja perusahaan menjadi bagian penting dalam proses penyusunan KPI. Beberapa perusahaan.  Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dalam menyusun dan mengembangkan manajemen kinerja perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengembangan SDM dalam Manajemen Retail

Dalam mengembangkan manajemen retail pada perusahaan retail, adalah sangat penting untuk memastikan bahwa sumber daya manusia memiliki kompetensi (soft dan hard) yang memadai.  Ketika akan melakukan proses penyusunan program pelatihan, pastikan bahwa program pelatihan menyangkut materi yang menjelaskan unit kompetensi berikut: (1) Leadership skill Sangat dibutuhkan konsep yang kuat pada diri karyawan yang kuat yang mamapu untuk mengembangkan kompetensi pribadinya dan kemampuan untuk tidak berhenti dan secara terus-menerus mengubah dirinya menjadi hal yang positif. " Dalam industri retail, kekuatan untuk mengubah diri menjadi positif adalah hal penting yang untuk dapat menjadi lebih optimis, dapat mengundang pelanggan lebih banyak dan yang terpenting dapat memenangkan kompetisi dengan kompetitor."  Bagaimana pun juga aspek mutu yang terdepan adalah pelayanan, sehingga akan menjadi nilai positif apabila sumber daya manusia yang ada dalam industri ini memiliki kekuatan untuk mem

Langkah Taktis dalam Menyusun Sistem Remunerasi Terkait dengan Efisiensi

 Dalam sistem manajemen SDM (Sumber Daya Manusia), salah satu hal yang penting yang menjembatani hubungan antara perusahaan dan pegawai adalah sistem remunerasi.  Sistem remunerasi ini sendiri saat ini menemui tantangan yang nyata bagaimana perusahaan dapat menyeimbangkan antara budget biaya dengan pendapatan, untuk dapat mengembangkan sistem remunerasi yang tepat dan efektif.  Untuk dapat memastikan adanya keseimbangan antara produktifitas dan remunerasi, perusahaan menetapkan desain remunerasi yang efisien melalui tahapan-tahapan sebagai berikut. (1) Pengukuran Kekuatan Struktur Organisasi Perusahaan sebaiknya melakukan proses penilaian/ pengukuran terkait dengan kekuatan organisasi dalam menjalankan proses.  Lakukan identifikasi sampai sejauh mana kekuatan organisasi dapat mengakomodasi efisiensi.  Setiap strategi atas efisiensi harus diperhitungkan dengan tepat dan tanpa ada kesalahan faktor yang dapat beresiko terhadap bisnis perusahaan. (2) Mengidentifikasi Kehilangan Biaya Adala

Pengembangan Jalur Vertikal dan Horizontal

Bagaimana proses aplikasi dari pengembangan karir seseorang dijalankan dalam suatu jabatan yang sangat bersifat spesialistik. Proses pengembangan terhadap aplikasi karir itu sendiri dapat dilakukan dengan melakukan pengembangan secara vertikal dan horizontal. Penetapan pengembangan status aplikasi horizontal juga akan meliputi konsep pengembangan karir ke arah manajerial dengan menambah ruang lingkup spesialistik yang ada menjadi ruang lingkup pengembangan kompetensi yang lebih luas dalam memahami bidang lainnya. Lalu bagaimana proses konsep pengembangan karir secara vertikal dan horizontal tersebut dijalankan. (1) Jalur karir vertikal Dijalankan dengan meningkatkan fungsi spesialistik dari individu yang ada, kondisi peningkatan jalur vertikal ini hanya dapat muncul apabila konsep pengembangan dari posisi dalam organisasi adalah menduduki konsep strategi fungsional, dimana aspek pengembangan dari komponen organisasi yang dijalankan lebih mendalam ke dalam peningkatan skill indiv