Langsung ke konten utama

Penetapan Skema Cost Effectiveness yang Tepat

Banyak perusahaan yang salah dalam melakukan proses penerapan cost reduction system. Alih-alih menjalankan suatu fungsi cost reduction malah akhirnya mengeluarkan biaya lainnya akibat dari konsep cost reduction tersebut. Misalnya, untuk melakukan proses penghematan dalam operasional produksi, perusahaan melakukan proses penurunan biaya pemeliharaan peralatan. Bukannya berhasil dalam melakukan proses penghematan namun muncul adanya perbaikan yang lebih serius, kebutuhan penggantian spare part dan nilai produktivitas yang menurun. Kerugian pun akhirnya menumpuk.
Konsep working smart dalam penerapan cost effectiveness adalah untuk memastikan bahwa penetapan nilai biaya memberikan manfaat dengan konsep optimal dan tidak hanya melakukan proses pemotongan biaya. Perusahaan harus menjalankan 6 tahapan yang penting dalam melakukan penetapan skema cost effectiveness.

(1) Tahapan 1: mempelajari konsep dari proses operasional yang dijalankan dalam perusahaan

Lakukan analisis terhadap status bisnis utama yang dijalankan dalam proses operasional perusahaan. Lakukan analisis terkait dengan komponen biaya terbesar yang muncul dari aspek proses tersebut. Rincikan dan uraikan komponen tersebut dengan tepat dan pelajari resikonya apabila komponen biaya tersebut dikurangi, ketika menjadi suatu hal yang kritikal apabila komponen biaya yang dimaksud dikurangi maka efek ke dalam penerapan implementasi menjadi suatu bagian yang kritikal dan memberikan resiko bisnis yang besar ke dalam bisinis.

(2) Tahapan 2: menyusun kalkulasi biaya secara tepat

Melakukan proses perhitungan komponen biaya untuk dapat memastikan bagaimana suatu tahapan standar operasional yang dimaksud sudah sesuai dengan ideal komponen yang ada dalam manajemen operasional. Lakukan proses analisis perhitungan biaya per proses secara tepat untuk memastikan adanya penetapan perencanaan budget yang sesuai. Pengembangan sistem analisis dari penetapan biaya adalah hal yang penting sebelum menjalankan konsep cost effective management system.

(3) Tahapan 3: menyusun budget per perencanaan proses

Melakukan proses pengukuran budget yang terkait dengan manajemen operasional. Budget di tetapkan per unit satuan kerja untuk memastikan bahwa penetapan sesuai lakukan proses perhitungan dari aspek historical (sejarah) dari perhitungan budget yang dimaksud.

(4) Tahapan 4: melakukan proses evaluasi terkait dengan realisasi budget

Melakukan proses pemantauan dan status penggunaan yang berhubungan dengan program budget itu sendiri. Pastikan proses realisasi dan evaluasi dijalankan berdasarkan standar dan persyaratan yang telah ditetapkan. Melakukan proses evaluasi yang berkaitan dengan status penggunaan budget yang dimaksud.

(5) Tahapan 5: melakukan proses koreksi dari status budget

Pastikan apabila terjadai ketidaksesuaian dilakukan proses penetapan terkait dengan status evaluasi budget yang dimaksudkan itu sendiri. Apabila ditemukan ketidaksesuaian maka dilakukan analisis terhadap penetapan status budget yang dimaksud dan dilakukan proses koreksi serta review untuk melihat aktual standar budget yang dimaksudkan itu sendiri.

(6) Tahapan 6: Hitung Efektifitas

Lakukan proses pengukuran manfaat secara umur ekonomi dan produktivitas dalam memastikan bahwa program pembiayaan yang dimaksud telah dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang dimaksud.

Penetapan dan pengembangan skema cost effectiveness harus dipastikan dapat dijalankan dengan memberikan nilai kontribusi bisnis yang lebih kuat dibandingkan dengan konsep pengembangan manajemen cost reduction. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dalam melakukan program pengelolaan bisnis yang tepat dan optimal dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengembangan SDM dalam Manajemen Retail

Dalam mengembangkan manajemen retail pada perusahaan retail, adalah sangat penting untuk memastikan bahwa sumber daya manusia memiliki kompetensi (soft dan hard) yang memadai.  Ketika akan melakukan proses penyusunan program pelatihan, pastikan bahwa program pelatihan menyangkut materi yang menjelaskan unit kompetensi berikut: (1) Leadership skill Sangat dibutuhkan konsep yang kuat pada diri karyawan yang kuat yang mamapu untuk mengembangkan kompetensi pribadinya dan kemampuan untuk tidak berhenti dan secara terus-menerus mengubah dirinya menjadi hal yang positif. " Dalam industri retail, kekuatan untuk mengubah diri menjadi positif adalah hal penting yang untuk dapat menjadi lebih optimis, dapat mengundang pelanggan lebih banyak dan yang terpenting dapat memenangkan kompetisi dengan kompetitor."  Bagaimana pun juga aspek mutu yang terdepan adalah pelayanan, sehingga akan menjadi nilai positif apabila sumber daya manusia yang ada dalam industri ini memiliki kekuatan untuk mem

Langkah Taktis dalam Menyusun Sistem Remunerasi Terkait dengan Efisiensi

 Dalam sistem manajemen SDM (Sumber Daya Manusia), salah satu hal yang penting yang menjembatani hubungan antara perusahaan dan pegawai adalah sistem remunerasi.  Sistem remunerasi ini sendiri saat ini menemui tantangan yang nyata bagaimana perusahaan dapat menyeimbangkan antara budget biaya dengan pendapatan, untuk dapat mengembangkan sistem remunerasi yang tepat dan efektif.  Untuk dapat memastikan adanya keseimbangan antara produktifitas dan remunerasi, perusahaan menetapkan desain remunerasi yang efisien melalui tahapan-tahapan sebagai berikut. (1) Pengukuran Kekuatan Struktur Organisasi Perusahaan sebaiknya melakukan proses penilaian/ pengukuran terkait dengan kekuatan organisasi dalam menjalankan proses.  Lakukan identifikasi sampai sejauh mana kekuatan organisasi dapat mengakomodasi efisiensi.  Setiap strategi atas efisiensi harus diperhitungkan dengan tepat dan tanpa ada kesalahan faktor yang dapat beresiko terhadap bisnis perusahaan. (2) Mengidentifikasi Kehilangan Biaya Adala

Pengembangan Jalur Vertikal dan Horizontal

Bagaimana proses aplikasi dari pengembangan karir seseorang dijalankan dalam suatu jabatan yang sangat bersifat spesialistik. Proses pengembangan terhadap aplikasi karir itu sendiri dapat dilakukan dengan melakukan pengembangan secara vertikal dan horizontal. Penetapan pengembangan status aplikasi horizontal juga akan meliputi konsep pengembangan karir ke arah manajerial dengan menambah ruang lingkup spesialistik yang ada menjadi ruang lingkup pengembangan kompetensi yang lebih luas dalam memahami bidang lainnya. Lalu bagaimana proses konsep pengembangan karir secara vertikal dan horizontal tersebut dijalankan. (1) Jalur karir vertikal Dijalankan dengan meningkatkan fungsi spesialistik dari individu yang ada, kondisi peningkatan jalur vertikal ini hanya dapat muncul apabila konsep pengembangan dari posisi dalam organisasi adalah menduduki konsep strategi fungsional, dimana aspek pengembangan dari komponen organisasi yang dijalankan lebih mendalam ke dalam peningkatan skill indiv